Pendahuluan
Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian.
Karies merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang banyak ditemukan dimasyarakat, dimana tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi dapat pula terjadi pada anak. Karies yang terjadi pada anak-anak ini biasa disebut Nursing Mouth Caries (NMC), Nursing Bottle Syndrome, Bottle Milk Caries, Baby Bottle Tooth Decay, Sugar Bottle Caries, Early Childhood Caries, Milk Bottle Syndrome, dan Breast Milk Caries. Selain itu, karies yang sering terjadi pada ank-anak adalah karies rampan atau rampant caries.
Karies Rampan
Pengertian
Menurut Winter (1996), rampant karies adalah sebuah lesi yang onsetnya akut yang meliputi sebagian besar atau semua bagian dari gigi yang telah erupsi, secara cepat menghancurkan jaringan koronal, sering pada bagian yang normalnya kebal terhadap karies dan mengarah kepada keterlibatan dari pulpa gigi sedari dini.
Menurut Tinanoff (1983) mendefinisikan rampant caries sebagai karies yang terdapat pada orang hidup yang memiliki 5 atau lebih permukaan gigi yang karies selama setahun.
Menurut Masseler (1945), rampant karies merupakan “keadaan karies yang muncul secara tiba-tiba, menyebar dengan cepat dan terdapat keterlibatan awal dari pulpa, dan mengenai gigi-gigi yang biasanya kebal terhadap karies yang biasa.
Keadaan Klinis
Bentukan dari rampant karies pada gigi sulung biasanya berhubungan dengan urutan dari erupsi gigi, dengan pengecualian pada insisiv sulung mandibula. Pada insisiv mandibula kemungkinan lebih resistan terhadap karies karena jaraknya yang dekat dari tempat sekresi kelenjar mandibula juga karena proses pembersihan dari lidah selama proses menghisap susu botol.
Lesi awal biasanya muncul pada permukaan labial dari insisiv maksila dekat dengan margin gingiva, terlihat sebagai area keputihan dari dekalsifikasi atau pitting dari permukaan enamel segera setelah erupsi. Lesi ini dengan cepat terpigmentasi menjadi warna kuning dan pada waktu yang bersamaan menyebar ke arah permukaan proximal dan juga kearah sisi insisal dari gigi. Pada kasus yang jarang dekalsifikasi muncul pada permulaan di permukaan palatal atau pada insisal edge pada kasus yang extreme. Pada kasus yang lebih parah, proses karies akan menyebar pada lingkar gigi, yang nantinya mengarah pada fraktur patologis dari mahkota pada trauma yang kecil.
Gigi yang lain, seperti molar 1 sulung, molar 2 sulung dan bahkan kaninus akan terkena secara bertahap.
Nursing bottle caries, juga dikenal dengan nama seperti bottle caries, baby bottle syndrome, baby bottle decay merupakan bentukan dari rampant karies pada gigi sulung dari bayi atau anak-anak(2, 3, dan 4 tahun). Pada kebanyakan kasus, masalahnya biasanya ditemui pada bayi yang sering tertidur dengan botol bayi yang berisi susu atau air gula. Kondisi seperti ini juga bisa ditemui pada bayi yang meminum ASI yang memiliki kebiasaan minum ASI yang terlalu lama atau pada bayi yang menggunakan dot yang dicelupkan ke madu, gula, atau syrup.
Penurunan flow rate saliva selama tidur juga mengumpulkan larutan manis disekitar gigi, juga berakibat pada lingkungan kariogenik yang tinggi.
Rampant karies juga bisa muncul pada gigi permanen pada usia remaja, karena seringnya mereka mengkonsumsi snack-snack yang bersifat kariogenik juga minuman yang manis diantara waktu makan. Rampant karies pada orang dewasa ditandai dengan karies pada bukal dan lingual dari premolar dan molar dan juga proximal dan labial karies di insisiv Rahang bawah.
Bentukan spesifik dari rampant karies bisa muncul pada anak-anak dan orang dewasa yang memiliki aliran saliva yang menurun drastis sebagai hasil dari radioterapi untuk perawatan kanker bagian kepala dan leher setelah pembedahan neoplasma pada rongga mulut.
Etiologi
Dua faktor predisposisi mayor pada rampant karies adalah specific mikroorganisme dan diet. 4 variabel penting yang mengawali dan berperan dalam terjadinya karies (dimodifikasi oleh nebrun)
Host: Saliva dan permukaan gigi harus dipertimbangkan sebagai penyebab dari penyakit ini.·
Saliva: Beberapa faktor yang menyebabkan saliva bertanggung jawab sebagai faktor penyebab.
Aliran saliva: Seseorang yang memiliki sekresi saliva yang lebih rendah dari biasanya akan lebih nudah terserang karies. Seseorang yang sedang menjalani radiotherapy dan obat antihistamin memiliki lebih sedikit sekresi saliva.
Faktor biologis: Saliva mengandung beberapa komponen, yang dapat mengurangi tingkat terserang karies, seperti misalnya opsononis, lysozomes dan agen bakterolytic
Fungsi khemis: 2 fungsi khemis dari saliva yang telah diketahui. Kemampuan buffer saliva dan kereaktifannya terhadap ion inorganic, khususnya kalsium dan fosfat dengan permukaan enamel.
Permukaan gigi: Gigi yang mengalami hypoplastik atau hypokalsifikasi lebih mudah terserang karies.
2. Microflora oral
Streptococcus mutans merupakan bakteri patogen yang penting dalam proses perkembangan karies. Biasanya mikroorganisme ini tidak terdeteksi pada mulut bayi sampai tahap lanjut dari kerusakan insisiv. Tidak terdeteksinya s.mutans pada tahap perkembangan menandakan bahwa keberadaan dari micro-organisme ini berhubungan dengan infeksi awal, dan sumber utama dari s.mutans pada infeksi awal ini biasanya dari ibu.
Microorganisme lain yaitu lactobacilus, veillonella juga bertanggung jawabterhadap karies gigi. Mikroorganisme ini bisa bereaksi terhadap substrat(makanan) seperti misalnya sukrosa untuk membentuk extracellular dan intracellular polysaccharides seperti amylopectins, dextrans, dan levans. Substansi extracellular ini yang berasal dari substansi yang lengketyang nantinya mengikat plak pada struktur gigi dan polysaccharida intracellular memberikan nutrisi yang terus menerus kepada plak yang nantinya akan membentuk bakteria.
Jika level streptococcus mutans pada ibu lebih dari 100 CFU per ml (CFU – Colonies Forming Unit), maka anak akan 9 kali lebih mudah terserang karies.
3. Substrate (Diet)
Berdasarkan hasil studi klasik dari vipeholm mengemukakan tentang potensi terjadinya kariogenik sangat erat kaitannya dengan texture dari karbhohidrate dan frekuensi mengkonsumsi gula-gula yang lengket dibandingkan dengan jumlah gula yang dikonsumsi. Molekul karbhohidrat yang sederhana yang siap berdifuse dengan plak dan dimetabolisme oleh bakteri plak lebih kariogenik dibandingkan molekul karbhohidrat komplek. Sukrosa diketahui sebagai gula yang paling kariogenik, karena :
- Kecil, mudah berdifusi ke dental plak
- Sangat soluble, dan bertindak sebagai substrat untuk produksi extracellular polysaccharides dan produksi asam
- Berpengaruh dalam menjaga kehidupan s.mutans dalam gigi
Penyebab lain dari rampant karies adalah:
- pemberian susu botol dengan air gula yang terlalu lama, biasanya saat tidur siang.
- Pemberian susu ASI yang terlalu lama.
- Anak-anak menggunakan dot yang biasanya di celupkan kedalam madu atau gulaRemaja yang sering mengkonsumsi snack, makanan yalengket dan coklat, serta jus buah.
Perawatan Rampant karies
Tipe perawatan dari pasien yang terserang rampant karies sangat tergantung dari motivasi pasien dan orang tua terhadap perawatan gigi, luas dari karies, umur, dan kekooperatifan anak. Faktor-faktor ini harus diperhitungkan pada kunjungan awal anak ke dokter gigi.
Perawatan awal mencakup :
Perawatan sementara
Stabilisasi karies dan tumpatan sementara harus di tempatkan pada gigi yang bebas gejala dengan karies dentin yang terjaga untuk meminimalisasi resiko terpaparnya pulpa di masa depan dan untuk meningkatkan fungsi dari gigi. Pulpotomy formacresol bisa dilakukan jika pulpa masih dalam keadaan vital, tapi indikasi pulpektomy yang diikuti oleh obturasi dengan zinc oxide eugenol cement, dilakukan bila pulpa nonvital.
- Program diet
Orang tua harus diberikan pengetahuan untuk mengurangi frekuensi konsumsi sukrose oleh anak-anak mereka, terutama diantara waktu makan. Konsumsi makanan dan hidangan yang mengandung gula harus dibatasi saat makan. Orang tua bisa di instruksikan untuk merekam jumlah dan kuantitas dari makanan dan hidangan yang dikonsumsi selama dan diantara waktu makan untuk 3 hari berurutan. Suplemen vitamin makanan dan juga medikasi oral harus dimasukkan. Keberhasilan management dari rampant karies mengharuskan modifikasi pola makan yang berat.
- Instruksi oral Hygiene
Banyak anal-anak berumur 3 sampai 5 tahun tidak bisa menyikat gigi secara benar ketika tidak diajari dan di awasi. Kebanyakan anak berumur 5 tahun menghabiskan kurang dari 60 second untuk menyikat gigi dan lebih dari 80% dari waktu menyikat diletakkan pada tempat yang jarang karies – regio anterior mandibular yang peka. Karena dari itu, sangatlah penting untuk mengajari anak-anak teknik yang benar dalam menyikat gigi pada kelompok umur yang berbeda. Pada umumnya, anak yang berusia dibawah 8 tahun bisa menguasai teknik circular scrub dengan baik, dibawah pengawasan orang tua. Setelah 11 sampai 12 tahun, teknik menyikat sulkular seperti teknik Bass bisa diajarkan.
- Perawatan di rumah dan penggunaan Fluor oleh dokter gigi
Baik perawatan fluor sistemik maupun topikal sangat berguna dalam mencegah karies gigi. Pilihannya didasarkan pada level dari fluoride yang terkandung dalam air minum dan tahap perkembangan dari gigi geligi. Level fluor dalam air minum pada beberapa variasi umur :
Anak-anak yang masih terdapat gigi sulung akan sangat baik bila menggunakan tablet fluor dan pasta gigi berfluoride dalam jumlah kecil. Anak-anak harus diberikan dorongan untuk mengunyah tablet ini, pada saat sebelum tidur. Terapi topical fluoride yang periodik dengan gel acidulated phosfate fluoride (APF) atau varnish fluoride sangat bermanfaat pada anak-anak dengan rampant karies untuk mencegah kehancuran gigi.
Berikut merupakan metode dari perawatan fluoride dan metode lain yang digunakan dalam mencegah terjadinya rampant karies dalam kelompok umur yang berbeda.
Gigi sulung (usia 0 – 5 tahun)
Saran pola makanan - Konsultasi tentang pemberian pola makan yang baik dengan orang tua
· Terapi Fluoride - pasta gigi
- pemberian tablet pada daerah yang kurang fluoridasi air
- Fluoridasi
- pemberian topikal fluoridasi oleh dokter gigi.
- Aplikasi setiap 6 bulan sekali
- Plak kontrol - menginstruksikan orang tua untuk menjaga oral hygiene anaknya. Mengawasi saat anak sikat gigi. (suruh datang kembali setelah 3 – 6 bulan)
Fase geligi pergantian (5-12 tahun)
- Saran pola makanan - konsul tentang pola makan dengan orang tua dan pasien
- Terapi fluoride - pasta gigi
- Pemberian tablet hingga usia 8 tahun pada daerah yang air nya tidak terfluoridasi
- Pembersihan mulut
- topikal fluoride setiap 6 bulan oleh dokter gigi.
- Plak kontrol - Instruksi untuk menjaga oral hygiene pada pasien. Menyikat gigi tanpa diawasi orang tua, disclosing tablet, fissure sealent (suruh datang kembali setelah 3-6 bulan)
Fase geligi permanen (12 tahun dan seterusnya)
- Terapi fluoride - pasta gigi
- Pembersihan mulut
- topikal fluoride setiap 6 bulan oleh dokter gigi.
- Plak kontrol - Instruksi untuk menjaga oral hygiene pada pasien. - Disclosing tablet, fissure sealents, dental floss
(suruh datang kembali setelah 3-6 bulan untuk fissure sealant)
Karies botol (Nursing Mouth Caries)
- Nursing Mouth Caries merupakan suatu pola karies yang sering ditemukan pada anak-anak. Nursing mouth caries adalah karies dengan pola yang khas dan seringkali terlihat pada anak-anak di bawah usia 6 tahun yang mempunyai kebiasaan minum Air Susu Ibu (ASI), susu botol atau cairan manis sampai tertidur atau diisap terus-menerus sepanjang hari. Karies ini terjadi oleh karena orang tua terus-menerus memberikan ASI, susu botol ataupun cairan bergula yang berlangsung 2-4 kali sehari selama beberapa jam sampai tertidur dan kadang-kadang sepanjang malam.
- Apabila nursing mouth caries dibiarkan proses karies ini dapat cepat meluas mengenai seluruh gigi sehingga keadaan menjadi lebih parah dengan akibat lanjut yaitu pulpa nekrosis dan kelainan jaringan periapikal serta kerusakan pada gigi permanen. Pada saat itu penderita akan kesulitan makan dan akan mempengaruhi kesehatan umum.
Definisi
Karies botol atau Nursing Mouth Caries merupakan suatu keadaan yang menggambarkan karies pada anak yang dihubungkan dengan kebiasaan minum susu menggunakan botol susu yang berisi cairan (karbohidrat) yang dapat diragikan maupun cairan manis lainnya seperti susu dan jus buah sepanjang hari dan saat tidur siang maupun malam hari.
Pendapat lain NMC adalah suatu bentuk karies rampan yang bersifat agresif yang biasanya dihubungkan dengan pemberian susu yang tidak tepat bukan hanya melalui botol yang mengandung cairan manis tapi juga melalui pemberian air susu ibu (ASI) dalam jangka waktu yang lama. Kondisi ini dikenal sebagai karies gigi sulung yang umumnya terjadi setelah beberapa bulan erupsi yang mengenai gigi anterior rahang atas dan molar sulung khususnya pada anak-anak usia 0-3 tahun.
Gambaran Klinis
Gambaran klinis dari NMC mempunyai pola dan tipe yang khusus. Gambaran pola kariesnya terlihat jelas, dengan lesi terutama pada bagian labial gigi insisif atas, dan atau pada palatal molar atas. Tipe kariesnya sejalan dengan lengkung gusi gigi insisif rahang atas. Proses kariesnya cenderung aktif, gigi lainnya akan terpengaruh sejalan dengan erupsinya yaitu akan mengenai molar kesatu rahang atas, kaninus rahang bawah dan molar kedua, namun jarang mengenai insisif rahang bawah, hal ini mungkin terjadi karena posisinya yang terlindung oleh lidah.
Lesi pada Permukaan Labial Gigi Insisif Rahang Atas dan Gigi Anterior Rahang
Penyebab dan Faktor risiko
Menurut teori terdahulu telah diketahui faktor penyebab terjadinya karies ini adalah kebiasaan minum susu atau cairan manis lainnya dari botol, oleh karena itu karies ini dikenal dengan nama Nursing Bottle Caries. Saat ini selain faktor tersebut di atas diyakini bahwa kebiasaan pemberian air susu ibu (ASI) yang tidak benar pun dapat menyebabkan terjadinya NMC. NMC tidak hanya disebabkan oleh pemberian susu melalui botol tetapi dapat juga disebabkan oleh cara pemberian ASI yang kurang tepat. Bayi yang dibiarkan tertidur sambil menyusu pada ibunya sepanjang malam diyakini mempunyai resiko yang tinggi untuk terkena NMC, bahkan NMC ditemukan pada bayi yang mendapat ASI secara eksklusif tanpa pernah diberi susu melalui botol.
Kondisi ini terjadi karena gigi bayi berkontak langsung dengan larutan yang mengandung gula seperti susu formula dan sari buah dan berlangsung dalam waktu lama.
Gula ini akan diam dalam permukaan enamel gigi, kemudian akan bergabung dengan bakteri dalam mulut yang bersifat oportunistik. Bakteri ini akan memproduksi asam yang merusak permukaan enamel gigi. Proses terjadinya karies pada maksila dan mandibula di atas selain berhubungan dengan 4 etiologi utama karies (host, agent, substrat, waktu) tergantung dari tiga faktor yaitu urutan erupsi, lamanya melakukan kebiasaan, dan pola otot saat bayi menghisap. Gigi-gigi atas pada permukaan labial lebih rentan terserang karies botol / nursing mouth caries.
Perawatan Nursing Mouth Caries
Perawatan terhadap NMC tergantung pada tingkat keparahan karies. Penentuan teknik perawatan NMC sangat ditentukan oleh diagnosa yang tepat. Pada gigi dengan karies yang telah mengenai saluran akar hendaknya dilakukan perawatan endodontik terlebih dahulu sebelum dilakukan penambalan, sedangkan pada gigi dengan karies yang belum mengenai pulpa dapat langsung dilakukan penambalan.
Perawatan endodontik yang dapat dilakukan antara lain pulp capping (direct atau indirect), pulpotomi (vital atau nonvital), pulpektomi (vital atau nonvital), pembuatan restorasi. Pembuatan restorasi dengan menggunakan bahan semen glass ionomer dan resin komposit, dengan pembuatan mahkota buatan seperti Compomer Strip Crowns, mahkota stainless steel.
Pencegahan
Tindakan pencegahan terhadap NMC harus dilakukan karena semakin parah karies maka semakin kompleks pula perawatan yang harus dilakukan sehingga memerlukan biaya yang tidak
sedikit untuk dikeluarkan.
Beberapa saran untuk mencegah karies botol, meliputi :
1. Berikan nasihat pada orang tua anak agar membuat anak merasa tenang dan nyaman saat tidur, jangan memberikan dot botol yang berisi larutan gula (susu formula atau sari buah), biasakan berikan anak air putih dalam dot botol atau dot karet.
- Usahakan jangan memasukkan gula, madu, atau yang mengandung larutan gula ke dalam dot botol.
- Jangan membiarkan anak menghisap ASI secara kontinyu saat tidur, karena ASI juga dapat menyebabkan kerusakan gigi. Biasakan anak menghisap dot botol yang berisi air.
- Jangan menambahkan gula yang berlebihan dalam makanan anak
- Gunakan kain kasa yang dibasahi air atau kain tipis untuk membersihkan gigi dan gusi anak setelah makan atau minum yang mengandung gula atau karbohidrat. Ini akan membantu menghilangkan plak bakteri dan gula yang tumbuh dalam gigi dan gusi.
- Jika air minum yang diminum setiap harinya tidak mengandung fluoride, maka suplemen fluoride atau perawatn fluoride seperti topikal aplikasi dan fissure sealant dapat diberikan.
- Ajarkan kepada anak untuk membiasakan minum menggunakan gelas atau cangkir menjelang umurnya 1 tahun. Anak sebaiknya berhenti minum menggunakan dot botol setelah umurnya 1 tahun.
- Berikan nasihat pada orang tua anak untuk segera mengunjungi dokter gigi, apabila tampak tanda kemerahan dan bengkak pada mulut anak atau bercak/spot hitam pada gigi anak.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.healthscout.com/ency/68/445/main.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Karies_gigi
T.N. Tilakraj. 2003. Essentials Of Pedodontic. Jaypee brother medical publisher : New delhi. Sumber :
(http://books.google.co.id/books?id=KEt6nHPN1uUC&printsec=frontcover#v=onepage&q=&f=false)
Sumber gambar :
· http://www.drbelajain.com/rampant.html
· http://setyawardani.blogspot.com/2009/05/usaha-kesehatan-gigi-sekolah-kendala_19.html
· http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.doctorspiller.com/images/Pedo/NursingBottleSyndrome3.jpg&imgrefurl=http://www.doctorspiller.com/nursing_bottle_syndrome.htm&usg=__JHs2ua__bcXOBNAm8qv34MNVFbM=&h=396&w=599&sz=30&hl=id&start=8&um=1&tbnid=ZQUvCkBFDM4HhM:&tbnh=89&tbnw=135&prev=/images%3Fq%3Dnursing%2Bbottle%2Bcaries%26hl%3Did%26sa%3DN%26um%3D1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar