Kamis, 10 Februari 2011

MODELING, DESENSITISASI, HOME (Hand Over Mouth Exercises), REINFORCEMENT, HIPNOSIS, RESTRAINT

BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu aspek penting dari ilmu kesehatan gigi anak atau Pediatric Dentistry adalah tehnik penanganan tingkah laku Behavior Management. Tanpa adanya kerja sama yang baik antara dokter dan operator, maka akan sulit untuk melakukan suatu perawatan.

Anak-anak tidak hanya berbeda dalam postur tubuh, tapi juga berbeda latar belakang sosial, emosi dan kepribadiannya. Oleh karena itu maka penanganan yang kita lakukan terhadap anak-anak dan orang dewasa berbeda.

Ada beberapa jenis tingkah laku anak yaitu Koperatif (Cooperative), Kurang koperatif (Inability to Cooperative), Tingkah laku yang tidak terkontrol (hysterical or Uncontrolled Behavior), Anak yang keras kepala (Obstinate Behavior), Anak yang Pemalu (Timid Behavior), Tingkah laku yang tegang (Tense Cooperative), Anak yang Cengeng (Whining Patient).

Adapun tehnik-tehnik dalam menangani tingkah laku anak yaitu, komunikasi dengan pasien, penanganan farmakologis dan penanganan non farmakologis. Yang termasuk penanganan non farmakologis adalah pembentukan tingkah laku TSD atau ceritakan (Tell), tunjukan (Show), kerjakan (Do), pengontrolan suara, Reinforcement, HOME (Hand Over Mounth Excercises), Modelling, Desensitisasi, Hipnosis, Appointment physical restraint .Berdasarkan penjelasan diatas, tehnik dalam menangani tingkah laku anak yang akan dibahas pada bab selanjutnya adalah, Modelling, Reinforcement, HOME, dan Desensitisasi.

BAB II

PEMBAHASAN

I. MODELING

Anak mempunyai sifat ingin tahu, sifat meniru dan sifat bersaing. Sifat- sifat ini dapat dimanfaatkan dalam merawat gigi anak. Modeling adalah tehnik yang menggunakan kemampuan anak untuk meniru anak lain dengan cara pengalaman yang sama dan telah berhasil. Metode ini didasarkan pada belajar observasional. Modeling telah digunakan untuk berbagai terapetik dan pendidikan sebagai peng-eliminir defisit tingkah laku. Mengurangi ketakutan dan hambatan diri yang berlebihan sebagai fasilitator tingkah laku sosial.

Dalam modeling perlu dibedakan tingkah laku sebagai coping dan mastery. Model tingkah laku coping misalnya mula-mula memperlihatkan ketakutan, tetapi selanjutnya ketakutan menurun dan penampilan perilaku tak baik. Sedangkan model mastery menampilkan tingkah laku ketidaktakutan. Dalam hal ini tampak bahwa tingkah laku coping lebih baik dari model mastery.

Modeling telah terbukti berhasil dalam menanggulangi anak autis, fobia dan orang-orang terbelakang serta kecemasan karena model ini memberikan kesempatan pada subyek untuk mengamati orang lain mengalami situasi penimbul kecemasan tanpa menjadi terluka.

Penelitian Blanchard menyatakan bahwa modeling memiliki tiga komponen, yaitu modeling non verbal, modeling verbal dan modeling kontak langsung. Dari hasil pengalaman ternyata terapi tampak paling efektif apabila ketiga komponen tersebut digunakan.

Modeling menurut BANDURA ( 1969)

Pada tahun 1969, Bandura menerbitkan Principles of behavior modification, dimana didalamnya dijelaskan bahwa modeling adalah Suatu proses sosialisasi yang terjadi baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam interaksinya dengan lingkungan sosial.

Bandura menggunakan 4 komponen dalam proses belajar :

1. Memperhatikan,

2. Mencamkan,

3. Memproduksi gerak motorik,

4. Ulangan penguatan dan motifasi ( model yang dilihat dapat secara langsung atau melalui video, tv dan film).

Menurut GORDON (1974)

Modeling adalah Proses belajar, dengan subyek belajar dari memperhatikan model.

Metode ini didasarkan pada belajar observasional. Modeling telah digunakan untuk berbagai terapetik dan pendidikan sebagai peng-eliminir defisit tingkah laku. Mereduksi ketakutan dan hambatan diri yang berlebihan sebagai fasilitator tingkah laku sosial.
Dalam modeling perlu dibedakan tingkah laku sebagai coping dan mastery. Model tingkah laku coping misalnya mula-mula memperlihatkan ketakutan, tetapi selanjutnya ketakutan menurun dan penampilan perilaku tak baik. Sedangkan model mastery menampilkan tingkah laku ketidaktakutan. Dalam hal ini tampak bahwa tingkah laku coping lebih baik dari model mastery.
Modeling telah terbukti berhasil dalam menanggulangi anak autis, fobia dan orang-orang terbelakang serta kecemasan karena model ini memberikan kesempatan pada subyek untuk mengamati orang lain mengalami situasi penimbul kecemasan tanpa menjadi terluka.
Penelitian Blanchard menyatakan bahwa modeling memiliki tiga komponen, yaitu modeling non verbal, modeling verbal dan modeling kontak langsung.
Dari hasil pengalaman ternyata terapi tampak paling efektif apabila ketiga komponen tersebut digunakan.

II. DENSENSITISASI

Yaitu suatu cara untuk mengurangi rasa takut atau cemas seorang anak dengan jalan memberikan rangsangan yang membuatnya takut atau cemas sedikit demi sedikit rangsangan tersebut diberikan terus, sampai anak tidak takut atau cemas lagi.

GALE dan AYERS pertama kali memperkenalkan Disensitisasi tahun 1969.

MACHEN dan JHONSON tahun 1975 memperkenalkan Preventive Desensitization yang banyak digunakan pada kunjungan pertama anak ke dokter gigi, misalnya : propilaksi, pemberian flour, menyikat gigi.

WOLPE dan LAZARUS memperkenalkan tehnik dari desensitisasi yang terdiri dari 3 tahap :

· Melatih pasien untuk rileks

· Menyusun secara berurutan rangsangan yang menyebabkan pasien merasa takut atau cemas

· Mulailah memberikan rangsangan secara berurutan pada pasien yang rileks tersebut.

Desensitisasi yang dilakukan diklinik pada anak yang takut atau cemas, caranya dengan memperkenalkan anak pada hal-hal yang menimbulkan rasa takut/cemas misalnya :

· Ruang tunggu

· Dokter gigi dan perawat

· Alat gigi

· Kursi

· Pemeriksaan gigi

· Pengeboran

Teknik ini dilakukan dengan menghadapkan seseorang pada sesuatu yang masih bisa diterima, lalu secara bertahap mendekatkannya dengan objek yang membuatnya takut. Misalnya, kalau seseorang takut pada gelap, biarkan dia berada dalam ruangan dengan lampu yang terang, lalu secara bertahap diganti dengan yang semakin redup.

III. HOME ( HAND OVER MOUTH EXERCISES )

Merupakan tindakan untuk menudukan anak yang menentang, melawan, tidak mengikuti perintah dan menunjukan tingkah laku yang tidak terkendali. Anak mempunyai kebiasaan menunjukan sikap perlawanan yang demikian, karena orang tua selalu menuruti keinginan anaknya. Melalui HOME dokter gigi menunjukan bahwa anak harus disiplin dan patuh

Pemilihn kasus HOME harus sesuai dengan indikasinya. Tindakan ini tidak dapat dilakukan pada semua anak kooperatif. Pemilihan kasus harus tepat. Sebelumnya harus dilakukan diagnosis tingkah laku anak dan mengetahui penyebab tidak kooperatif.

Kesalahan menerapakan HOME pada anak yang tidak tepat misalnya pada anak yang takut, akan mengakibatkan trauma psikis pada anak.

Tujuan HOME :

  • Untuk mencegah respon menolak untuk perawatan gigi
  • Menakutkan seperti yang dibayangkan.
  • Mendapatkan perhatian anak agar mendengar apa yang dikatakan dokter dan menerima perawatan.

Cara pendekatan HOME :

  • Tangan dokter gigi menutup mulut anak
  • Untuk mengatasi anak yang berontak, dokter gigi dibantu untuk menahan gerakan tangan dan kakinya yang tidak terkendali.
  • Operator berbicara pada anak secara pelan dan jelas bahwa tangan akan dilepas jika anak berhenti berteriak dan mau mengikuti perintah
  • Ketika anak menunjukan respons positif beri pujian, jika anak tetap membantah dan masih menunjukan sikap negatif, tindakan diatas diulang kembali.

Tindakan ini dapat dilakukan dengan syarat sbb :

· Usia anak 3 – 6 tahun

· Anak dalam keadaan sehat

· Anak tidak dibawah pengaruh obat

· Telah dicoba dengan cara lain tetapi tidak berhasil

· Izin orang tua

IV. REINFORCEMENT

Reinforcement adalah sebagai hal yang memperkuat pola tingkah laku, sehingga memungkinkan tingkah laku tersebut menjadi panutan dikemudian hari.

Ada 2 tipe reinforcement yang dijumpai sebagai panutan tingkah laku anak:

1. Reinforcement Positif:

Reinforcement dapat diberikan setelah anak menunjukkan tingkah laku yang positif dalam perawatan gigi.

Misalnya:

  • Ungkapan kata yang menyatakan bahwa pasien berperilaku manis hari ini waktu dirawat. (Setiap akhir dari perawatan).
  • Untuk hadiah yang lain diberikan pada akhir perawatan sebagai tanda senang atas tingkah laku yang baik misalnya dengan memberikan notes, gambar tempel dan lain-lain.
  • Sentuhan fisik yang dapat menyenangkan anak. (Setiap selesai perawatan)

2. Reinforcement Negatif

Reinforcement diberikan hanya jika anak menunjukkan tingkah laku yang positif. Walaupun anak tidak menunjukkan sikap yang baik tetapi anak menerima hadiah dari dokter gigi dengan harapan meningkatkan hubungan yang positif pada waktu berkunjung berikutnya. Sebaliknya anak merasa dapat bebas dengan taktik tersebut. Kejelekannya anak cenderung mengulanginya pada kunjungan berikutnya.

V. Restraints / Physical Restraints

Tindakan yang dilakukan pada restraint adalah memegang anak untuk mengendalikan gerakan tangan dan kakinya. Alat bantuan yang dapat digunakan berupa “pedi-wrap” yaitu semacam selimut khusus dari nylon atau papoose board untuk menahan anak tidak bergerak. Pada intinya, restraint bertujuan untuk mencegah gerakan yang tidak patut selama perawatan gigi atau mengurangi kesempatan anak untuk bergerak.

Indikasi dari metode restraints adalah untuk anak dibawah usia 3 tahun karena belum mampu berkomunikasi, anak dengan kelainan mental, dan pada anak potensi koperatif dengan keadaan akut perawatan harus dilakukan. Sebelum melakukan restraint perlu dijelaskan pada orang tua dan memperoleh izin untuk melakukan tindakan ini.

Menurut buku “ clinical oral pediatrics”

Physical restraints digunakan untuk anak yang memiliki keterbelakangan pada fisik atau mentalnya (cacat) dimana tidak bisa mengontrol tindakannya. Tindakan ini terutama untuk mencegah cedera pada pasien saat pasien tidak bisa mengontrol tindakannya pada saat di kursi gigi (dental chair).

VI. Hipnosis.

Hypnosis adalah metode efektif dari pengaturan mengenai kecemasan dan ketakutan kedokteran gigi pada anak-anak. Tehnik ini manjelaskan dimana pasien akan lebih merasa nyaman, dan pasien diperintahkn untuk berkosentrasi dan memfokuskan pikiran. Keuntungan dari hypnosis ini adalah, memberikan rasa nyaman, tidak mahal, dan bisa digunakan kapan saja dan dimana saja. Hypnosis dapat diaplikasikan langsung oleh dokter gigi karena dapat dipergunakan untuk menghilangkan rasa takut. Menyebabkan relax, menimbulkan amnesia dan analgesia. Mencegah penyumbatan dan nausea. Anak-anak diatas umur 5 tahun telah menjadi subjek hypnotis yang paling baik, karena gambaran kehidupan mereka merupakan bagian integral dari hypnosis. Awal permulaan hypnotic dimulai dengan tehnik induksi. Tehnik ini membuat pasienb berkonsentrasi lebih tenang dan terfokus pada satu pemikiran. Dengan demikian membatasi sensory yang masuk hanya menerima perintah hipnodontist. Ini dilakukan dengan menyuruh subjek menetapkan pandangannya pada 1 objek, relax, dan menutup matanya, dan membayangkan pemandangan, atau dengan mengindikasi pasien untuk lebih dan lebih rileks sehingga tangannya menutupi wajah.

Setelah pasien rileks dan dalam keaadaan hipnotis, keaadaannya diperdalm , sesekali diperdalam,pasien dapat memperlihatkan tugas yang diinginkan dan diperlukan oleh dokter gigi. Sugesti post-hypnotic biasanya diberikan pada titik ini. Itu dilakukan dengan memberi perintah untuk membawa pergi pada terhadap concious. Ini berperan penting jika dokter gigi menginginkan anak untuk rileks dan tidak cemas diantara kunjungan dental.

Saat prosedur dental diselesaikan dengan tujuan hipnosis, pasien menjadi lebih teririentasi sekali pada predetermined number telah meningkat. Dokter gigi berkualitas, dapat menghilangkan kebiasaan negatif pada pasien anak-anak dan menjadi nyaman dan rileks saat kunjungan.

Caranya dengan memasukan sugesti-sugesti positif seperti sehat, tenang, da sebagainya. “Mental manusia itu seperti disket. Jika didalamnya ada rekaman-rekaman file yang bersifat negatif, kita bisa menghapusnya, lalu memasukkan program baru yang positif

KESIMPULAN

Dalam modeling perlu dibedakan tingkah laku sebagai coping dan mastery. Model tingkah laku coping misalnya mula-mula memperlihatkan ketakutan, tetapi selanjutnya ketakutan menurun dan penampilan perilaku tak baik. Sedangkan model mastery menampilkan tingkah laku ketidaktakutan. Dalam hal ini tampak bahwa tingkah laku coping lebih baik dari model mastery.

Densensitisasi yaitu suatu cara untuk mengurangi rasa takut atau cemas seorang anak dengan jalan memberikan rangsangan yang membuatnya takut atau cemas sedikit demi sedikit rangsangan tersebut diberikan terus, sampai anak tidak takut atau cemas lagi.

Teknik ini dilakukan dengan menghadapkan seseorang pada sesuatu yang masih bisa diterima, lalu secara bertahap mendekatkannya dengan objek yang membuatnya takut. Misalnya, kalau seseorang takut pada gelap, biarkan dia berada dalam ruangan dengan lampu yang terang, lalu secara bertahap diganti dengan yang semakin redup

Home merupakan tindakan untuk menudukan anak yang menentang, melawan, tidak mengikuti perintah dan menunjukan tingkah laku yang tidak terkendali. Anak mempunyai kebiasaan menunjukan sikap perlawanan yang demikian, karena orang tua selalu menuruti keinginan anaknya. Melalui HOME dokter gigi menunjukan bahwa anak harus disiplin dan patuh

Tujuan HOME :

  • Untuk mencegah respon menolak untuk perawatan gigi
  • Menakutkan seperti yang dibayangkan.
  • Mendapatkan pehatian anak agar mendengar apa yang dikatakan dokter dan menerima perawatan
Reinforcement adalah sebagai hal yang memperkuat pola tingkah laku, sehingga memungkinkan tingkah laku tersebut mnejadi panutan dikemudian hari.
Ada 2 tipe reinforcement yaitu reinforcement positif dan reinforcement negatif.

Restraints / Physical Restraints Tindakan yang dilakukan pada restraint adalah memegang anak untuk mengendalikan gerakan tangan dan kakinya. Alat bantuan yang dapat digunakan berupa “pedi-wrap” yaitu semacam selimut khusus dari nylon atau papoose board untuk menahan anak tidak bergerak. Pada intinya, restraint bertujuan untuk mencegah gerakan yang tidak patut selama perawatan gigi atau mengurangi kesempatan anak untuk bergerak.

Hypnosis adalah metode efektif dari pengaturan mengenai kecemasan dan ketakutan kedokteran gigi pada anak-anak. Tehnik ini manjelaskan dimana pasien akan lebih merasa nyaman, dan pasien diperintahkn untuk berkosentrasi dan memfokuskan pikiran. Keuntungan dari hypnosis ini adalah, memberikan rasa nyaman, tidak mahal, dan bisa digunakan kapan saja dan dimana saja



UCAPAN TERIMAKASIH KEPADA

TEMAN-TEMAN

CANINUS


1. PANDE AYU WULAN PARAMITA (040/G/07)

2.PT. INDAH FEBRINA TRIA DEVI (041/G/07)

3. I WAYAN RUSDIANTO (042/G/07)

4. I GST NGR PUTRA YUDISTIRA (043/G/07)

5. NI MADE YANTI YUNITA (044/G/07)

6. I GEDE PURNAMA Y.P (045/G/07)

7. HADIJAH NAJIB SANAB (046/G/07)

8. PUTRI MARINA (047/G/07)

9. ARNOLDINA LEOK (048/G/07)

10. SAJIVA PURNA YUDHA (049/G/07)

11. SARRA FERYNA (050/G/07)

12.NI WAYAN PERTIWI SANTI (051/G/07)

13. KETUT ALIT YUSI ARTINI (052/G/07)

14. I G AG GITHA KOMALA RATIH (053/G/07)

15. DEWA GDE ADI KUMARA (054/G/07)

16. SHERLY(055/G/07)

17. COK GDE SURYABHARATA (056/G/07)

18. I PUTU GDE ARIASTAWA (057/G/07)

19. KADEK AYU PADMA DEWI (058/G/07)

20. ARSELUS T L DALUNG (059/G/07)

21. K DIMA PUTRI SARASWATI (060/G/07)

22. I NGH ADHI MULIAHARTA (061/G/07)

23. GLORIEN BINTANG SOPLANIT (062/G/07)

24.NOVANTI SARI DEWI (063/G/07)

25.LEONARD N TUHEPARY (064/G/07)

26. SHINTA AYU NANI (065/G/07)

27.JIMMY GINOTODIHARJO (066/G/07)

28.NI NENGAH NURMITA DEWI (067/G/07)

29. DIAR HADI WALUYO (068/G/07)

30.I PUTU SURYA WIJAYA (069/G/07)

31. I GEDE PRIMA ARY W. (070/G/07)

32. I MADE ADITYA PARADIPTA (071/G/07)

33.AGUS ASMARA PUTRA (072/G/07)

34.NI NYM GAYATRI H. YASA (073/G/07)

35. I GEDE SURYA SEPTADINATA (074/G/07)

36. NI KOMANG TRI SISWANTY (075/G/07)

37 SYLVIA JESSY KURNIAWAN (076/G/07)


2 komentar: